Skip to content

Agung Concern Peduli Lingkungan, Laksanakan Program Eco Ranger di Bali

Agung Concern - Peduli Lingkungan

Agung Concern Peduli Lingkungan, Laksanakan Program Eco Ranger di Bali

Jakarta, 24 November 2019 Agung Concern menyalurkan kepeduliannya terhadap masalah persampahan di Tabanan dengan melaksanakan program Eco Ranger. Program Eco Ranger awalnya dibentuk oleh Greeneration Foundation (GF) sebagai jawaban atas permasalahan sampah di berbagai daerah di Indonesia. Bekerja sama dengan Greeneration Foundation, Agung Concern menggelar acara pembukaan sekaligus workshop pertama pengelolaan sampah pada Minggu (24/11/2019) bertempat di Aula Desa Mambang Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

Workshop melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Pemerintah, NGO, dan masyarakat untuk saling berdiskusi menyampaikan pandangannya terkait pengelolaan sampah dan implementasi program EcoRanger di Desa Mambang.Program berjangka waktu 3(tiga) bulan hingga Januari 2020 ini menerapkan konsep pemberdayaan masyarakat lokal untuk mendukung Sustainable Consumption and Production (SCP) sebagai bagian dari Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Program ini diharapkan dapat turut membantu pemerintah dalam penyusunan strategi pengelolaan persampahan dan infrastruktur yang akan mendukung perekonomian masyarakat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan. Dalam kesempatan workshop pertama ini masyarakat Desa Mambang dan karyawan Agung Toyota Bali yang tergabung dalam Eco Ranger mendapatkanpelatihanmengelola sampah sesuai jenisnya denganprinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Sebagai serangkaian program CSR (Corporate Social Responsibility) Agung Concern,kegiatan ini adalahsalah satu perwujudan nilai perusahaan.“Kami memiliki nilaiIncredibleyaituintegritas, respects, responsibility dan courage. Nah perwujudan nilai respect itu salah satunya adalah dengan peduli terhadap lingkungan tempat kita tinggal. Implementasinya untuk tahun ini kita menjajaki ranah lingkungan, terutama masalah sampah yang sudah menjadi isu nasional. Bahkan di Bali itu sudah dibuat khusus Perda sendiri Nomor 47 tahun 2019. Dan rasanya semacam gayung bersambut antara Agung Concern, Bali dan berbagai pihak yang terlibat.

Perusahaan kami lahir tahun 1954. Jadi sudah berumur hampir 66 tahun. Dalam rangka ulang tahun ini kami ingin memilih program CSR yang lebih berdaya guna untuk masyarakat. Dari berbagai pilihan program akhirnya kita pilih melakukan program bijak kelola sampah ini. Kami dibantu oleh tim dari Greeneration Foundation sebagai salah satu konsultan kami dan menemukan bahwa salah satu desa disini memiliki Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), nama KSM nya Bantas Lestari. Dengan dibantu oleh mereka dan KSM yang sudah punya pengalaman ini, kita sama-sama duduk berdiskusi dimana kita tahu masalah pesoalan sampah itu di Bali sudah menarik perhatian Internasional juga. Jadi kita mulai dari langkah kecil untuk mengelola masalah sampah ini. Nantinya program ini akan berlanjut. Ini adalah salah satu model dulu akan berlanjut ke 7 provinsi lain. Kami akan adakan di Bengkulu, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, jelas Nurdjaya Andy, Chief Administration Officer Agung Concern didampingi Livia Panjaitan, Corporate Communication Manager Agung Concern.

Dikatakan dipilihnya desa ini karena ada beberapa usulan-usulan yang masuk. “Siapa sih yang punya manajemen pengolahan sampah. Minimal sudah ada dulu deh, yang sudah care dulu. Setelah disaring dari sekian proposal oleh konsultan kami ketemulah KSM Bantas Lestari. Dia sudah mulai dan pernahjadi juara nasional. Makanya sekarang kita fokuskan di area lain di sampingnya yakni Desa Mambang ini dengan mencontoh yang sudah sukses,” ujar Nurdjaya.

Menurut hasil riset yang telah dilakukan oleh Greeneration Foundation dan KSM Bantas Lestari sebagai pelaksana kegiatan ini, rata-rata setiap orang di Desa Mambang menghasilkan sampah sebanyak 0,8 kilogram per hari nya. Jika dikalikan dengan jumlah penduduk, diperoleh total sekitar 2,7 ton sampah yang dihasilkan Desa Mambang per hari nya. Timbulan sampah tersebut terdiri dari komposisi utama sampah organik sisa aktivitas dapur dan aktivitas ibadah warga Hindu Bali. Peringkat kedua terbesar adalah sampah plastik. Sebagian besar sampah-sampah tersebut dibakar yang akhirnya mencemari udara dan mengancam kesehatan masyarakat. “Kami ingin memulai dari riset dan tidak asal-asalan dalam membuat program ini. Harapannya program akan lebih tepat sasaran dan memberi manfaat kepada masyarakat,” tambahnya

“Selain kepedulian lingkungan, CSR kami yang lain fokus tehadap pendidikan, spesial untuk tahun ini ditambahkan dengan program peduli lingkungan. Tapi nanti akan ditambahkan lagi 2 titik yang di Jakarta kantor pusat, di NTB dan Lampung. Programnya sama dengan proses yang sama. Jadi nanti kita akan pilih desa binaan juga. Benefit yang bisa didapat dari kegiatan ini adalah kita tahu bahwa sampah ini bisa dikelola dari sumbernya. Sumbernya itu apa? Pertama dari masyarakat, dari rumah-rumah ya. Dimulai dari pemilahan sampah. Saya rasa kalau semua tergerak bisa mengolah sampah ini dengan baik. Contoh sudah menggunakan plastik yang tidak sekali pakai tapi berulang. Paling tidak kita sudah mengurangi masalah lingkungan ini. Dan ini juga terjadi di semua daerah. Hampir rata rata masalah sampah ini, bertambah jumlah penduduk, bertambah masalah sampah ini,” sebut Nurdjaya.

Sementara Mahmud Fauzi, Regional Manager Agung Toyota Wilayah Timur dalam kesempatan tersebut mengungkapkan manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah harapannya masyarakat sadar akan kebersihan lingkungan dan program ini lebih ke arah pemberdayaan masyarakat. “Kenapa kita pilih Desa Mambangkarena memang sebelumnya di sekitar sini ada desa Bantas yang bisa jadi contoh, sehingga akan lebih cepat menerima perubahan-perubahan karena sudah ada contoh yang bagus,” ungkapnya.

Menurut Mahmud, “Sebenarnya Bali itu sudah didukung oleh Pergub, Perdanya pun mendukung dan kami salut. Diantara provinsi-provinsi di Indonesia, Bali sudah termasuk maju karena Bali ini begitu peduli dengan lingkungan. Memang hidupnya Bali kan dari pariwisata, kalau lingkungannya rusak, pariwisatanya pasti terancam. Dan masyarakat Bali kalau kita lihat ya kehidupannya kan sangat tergantung dari pariwisata, karena banyak yang bekerja di hotel dan restaurant. Kita juga ada Eco Ranger – Eco Ranger (relawan) dari karyawan cabang-cabang Agung Toyota se-Bali. Jadi tidak hanya ke masyarakat, ke dalampun kami juga punya program yang sama. Pengelolaan sampah di cabang-cabang Agung Toyota kami himbau untuk mengikuti metode-metode ini. Disamping itu juga, ini ditularkan oleh karyawan kami ke lingkungan masing-masing,” ujar Mahmud.

Gallery
Agung Concern - Peduli Lingkungan
Berbagi

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Berita Terkait
Back To Top
Search